Oleh : mas awan 14 Kali Apa Itu Desain

Oleh : Robbi Aryanto 47 Kali Lenovo Yakin Kalahkan Microsoft Surface

Oleh : Robbi Aryanto 90 Kali Microsoft Update Windows 8.2 Agustus?


Selasa, 02 Okt 2012, 10:02:51 WIB, 72 View Netipli Sosiall, Kategori : Metropolitan

Jakarta - Peneliti bidang perkotaan Yayat Supriatna menilai konsep megapolitan dengan Jakarta sebagai pusatnya sudah semestinya diterapkan.

Namun, sebagai inti kawasan dengan dukungan kekuatan pendanaan yang lebih besar, pemerintah Jakarta terkesan enggan berbagi madu dengan wilayah-wilayah pendukungnya.

Yayat lantas menyindir sikap pemerintah Jakarta yang dipandangnya terlampau pelit terhadap pemerintah di daerah pendukung.

"Sebenarnya mau jadi megapolitan atau megapelitan. Kalau untuk mengatasi banjir di Jakarta lalu dengan pembangunan waduk di hilir, Kabupaten Bogor, kenapa cuma kasih dana hibah Rp 5 miliar?" sindir Yayat saat menjadi pembicara dalam seminar manajemen perkotaan di Kampus Pascasarjana Universitas Mercu Buana.

Jumlah tersebut menurut Yayat terlalu kecil untuk mengongkosi pembangunan waduk untuk menyalurkan air Sungai Ciliwung.

Dana yang dimiliki Pemprov DKI sendiri jauh lebih besar, selain memiliki kemampuan untuk memperoleh sumber dana tambahan.

"Apalagi kerugian yang diakibatkan oleh banjir di Jakarta jauh lebih besar dari nilai Rp 5 miliar," imbuh Yayat.

Peneliti dari Universitas Trisakti ini menyebutkan, harus ada kompensasi yang dikeluarkan Jakarta untuk mengatasi persoalan-persoalan kota jika ingin bekerja sama dengan daerah pendukung. Untuk itu, sangat tidak beralasan bila pemerintah Jakarta terlalu irit dalam soal kompensasi antarwilayah.

"Wajar jika Pemerintah Bogor, misalnya, tidak siap membangun waduk. Ya, karena kompensasinya terlalu kecil," tandas Yayat.

Ia berharap, pemerintah Jakarta pada periode mendatang lebih mampu membangun sinergi dengan wilayah sekitarnya dan tidak arogan sebagai Ibu Kota negara.

"Jakarta tidak bisa menyelesaikan problem-problemnya sendirian. Jakarta butuh bantuan dari kawasan penyangga baik untuk atasi banjir, transportasi, pemukiman hingga sumber daya manusianya," pungkas Yayat.



  Tentang Penulis

by : Netipli Sosiall
Saya Hanyalah seorang penulis amatiran yang biasa menulis hanya untuk kesenangan saja, dan mencoba berjuang ditengah hidup yang cukup keras di kota padang tercinta.


Jumat, 25 Jan 2013, 01:11:01 WIB Oleh : Robbi Aryanto 36 Kali Ketika "Ciyus" Terucap dari Mulut Jokowi

Senin, 21 Jan 2013, 09:46:27 WIB Oleh : Robbi Aryanto 40 Kali "Banjir Jakarta" Paling Dicari di Google

Jumat, 14 Sep 2012, 10:42:25 WIB Oleh : Robbi Aryanto 54 Kali Effendi Ghazali: Putaran Kedua Pilkada DKI Ketat


Senin, 20 Agu 2012, 10:14:24 WIB Oleh : Robbi Aryanto 106 Kali Tuntut THR, Ratusan Pekerja Transjakarta Mogok

Selasa, 02 Okt 2012, 10:02:51 WIB Oleh : Netipli Sosiall 73 Kali Mau jadi Megapolitan atau Megapelitan?

Silahkan Buat akun atau Login untuk Berkomentar dari web!

0 Comment


Oleh : Robbi Aryanto Tuntut THR, Ratusan Pekerja Transjakarta Mogok Pada : Senin, 20 Agu 2012, 10:14:24 WIB 106 Kali

Jakarta - Ratusan pekerja bus koridor I (Blok M-Kota) dan X (Cililitan-Tanjung Priok) mogok...


Oleh : Netipli Sosiall Mau jadi Megapolitan atau Megapelitan? Pada : Selasa, 02 Okt 2012, 10:02:51 WIB 73 Kali

Jakarta - Peneliti bidang perkotaan Yayat Supriatna menilai konsep megapolitan dengan Jakarta...


Oleh : Robbi Aryanto Effendi Ghazali: Putaran Kedua Pilkada DKI Ketat Pada : Jumat, 14 Sep 2012, 10:42:25 WIB 54 Kali

Jakata - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, mengungkapkan pada putaran...


Oleh : Robbi Aryanto Ketika "Ciyus" Terucap dari Mulut Jokowi Pada : Jumat, 25 Jan 2013, 01:11:01 WIB 36 Kali

Kata ciyus atau serius sering terdengar diucapkan anak-anak zaman sekarang yang sering dijuluki...


Oleh : Robbi Aryanto "Banjir Jakarta" Paling Dicari di Google Pada : Senin, 21 Jan 2013, 09:46:27 WIB 40 Kali

Jakarta - Banjir yang mengguyur Jakarta beberapa hari lalu membuat sejumlah lokasi di ibukota...


Oleh : Robbi Aryanto Effendi Ghazali: Putaran Kedua Pilkada DKI Ketat Pada : Jumat, 14 Sep 2012, 10:42:25 WIB 54 Kali

Jakata - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, mengungkapkan pada putaran...